Las busur listrik atau umumnya disebut dengan las listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las Iistrik ini adalah merupakan sambungan tetap.
Ada beberapa macam proses yang dapat digolongkan kadalam proses Ias Iistrik antara lain yaitu :
1. Las Listrik dengan Elektroda Karbon,
Misalnya:
o Las listrik dengan elektroda karbon tunggal.
o Las listrik dengan elektroda karbon ganda.
2. Las Listrik Dengan Elektroda Logam,
Pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda karbon maupun logam menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan benda kerja dapat mancapai temperatur tinggi yang dapat melelehkan sebagian bahan merupakan perkalian antara tegangan listrik (E) dangan kuat arus (I) dan waktu (t) yang dinyatakan delam satuan, panas joule atau kalori seperti rumus dibawah ini :
Pengkutuban terbalik
sering disebut sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+)
4.3. Pangaruh
Pengkutuban Pada Hasil Las.
Pemilihan jenis arus
maupun pengkutuban pada pangelasan bergantung kepada :
- Jenis bahan dasar yang akan dilas
- Jenis elektroda yang dipergunakan
Pengaruh pengkutuban
pada hasil las adalah pada penembusan lasnya. Pengkutuban langsung akan menghasilkan
penembusan yang dangkal sedangkan Pada pengkutuban terbalik akan terjadi
sebaliknya. Pada arus bolak-balik penembusan yang dihasilkan antara keduanya.
1. PESAWAT LAS.
Pesawat-pesawat las yang
dipakai bermacam-macam, tapi bila ditinjau dari jenis arus yang keluar dapat digolongkan
sebagai berikut:
- pesawat las arts bolak-balik (AC)
- pesawat las arus searah (DC)
- pesawat las arus bolak-balik dan searah
(AC-DC) yang merupakan gabungan dari pesawat AC dan DC.
1.1. Pesawat Las Arus
Bolak-Balik (AC)
Macam-macam pesawat las
ini seperti Transformator las, pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin.
Transformator las yang kebanyakan digunakan di industri-industri mempunyai
kapasitas 200 sampai 500 amper. Pesawat las ini sangat banyak dipakai karena
biaya operasinya yang rendah disamping harganya yang relatif murah. Voltase
keluar dari pesawat transformator ini antara 38 sampai 70 volt.
1.2. Pesawat Las Arus
Searah (DC)
Pesawat las arus searah
ini dapat berupa pesawat transformator rectifier, pembangkit listrik motor diesel
atau motor bensin, maupun pesawat pembangkit listrik yang digerakkan oleh motor
listrik.
Salah satu jenis dari
pesawat las arus searah yaitu pesawat pembangkit listrik yang digerakkan oleh
motor tistrik (motor generator)
1.3. Pesawat Las AC-DC.
Pesawat las ini
merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik dan arus searah. Dengan,
pesawat ini akan lebih banyak kemungkinan pemakaiannya karena arus yang keluar
dapat arus searah maupun arus bolak-balik. Pesawat las jenis ini misalnya
transformator-rectifier maupun pembangkit listrik motor diesel.
2. ALAT-ALAT BANTU LAS
2.1. Kabel Las
Kabel las biasanya
dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet isolasi. Kabel las ada tiga macam yaitu :
- kabel elektroda
- kabel massa
- kabel tenaga
Kabel elektroda adalah
kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda. Kabel massa
menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. Kabel tenaga adalah kabel yang
menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini
biasanya terdapat pada pesawat las AC atau AC - DC.
Dalam tabel 1
ditunjukkan ukuran luas penampang kabel las (kabel elektroda atau kabel massa)
untuk panjang tertentu pada kapasitas arus pesawat las.
2.2. Pemegang Elektroda
Ujung yang tidak berselaput
dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Pemegang elektroda terdiri
dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu
berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan
kabel digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.
2.3. Palu Las
Palu Ias digunakan untuk
melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur Ias dengan jalan memukulkan
atau menggoreskan pada daerah las.
Berhati-hatilah
membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke mata
atau ke bagian badan lainnya.
2.4. Sikat Kawat
Dipergunakan untuk :
- membersihkan benda kerja yang akan dilas
- membersihkan terak Ias yang sudah lepas
dari jalur las oleh pukulan palu las.
2.5. Klem Massa
Klem massa adalah suatu
alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja. Biasanya klem massa
dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti Tembaga agar
arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi dengan pegas
yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja dengan baik .
Walaupun demikian
permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem massa harus dibersihkan
terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, cat, minyak.
2.6. Tang (penjepit)
Penjepit (tang)
digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas
3.PERLENGKAPAN
KESELAMATAN KERJA.
3.1. Helm Las
Helm Ias maupun tabir
las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las (sinar ultra
violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata, Sinar Ias yang
sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16
meter. Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar
ultra violet dan ultra merah tersebut. Ukuran kaca Ias yang dipakai tergantung
pada pelaksanaan pengelasan.
Umumnya penggunaan kaca
las adalah sebagai berikut:
No. 6. dipakai untuk Ias
titik
No. 6 dan 7 untuk
pengelasan sampai 30 amper.
No. 6 untuk pengelasan
dari 30 sampai 75 amper.
No. 10 untuk pengelasan
dari 75 sampai 200 amper.
No. 12. untuk pengelasan
dari 200 sampai 400 amper.
No. 14 untuk pangelasan
diatas 400 amper.
Untuk melindungi kaca
penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca
putih.
3.2. Sarung Tangan
Sarung tangan dibuat
dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang elektroda. Pada
waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan.
3.3. Baju Las/Apron
Baju las/Apron dibuat
dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap dapat melindungi badan dan
sebagian kaki. Bila mengelas pada posisi diatas kepala, harus memakai baju las
yang lengkap. Pada pengelasan posisi lainnya dapat dipakai apron.
3.4. Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari
semburan bunga api, Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup
seluruhnya dapat juga dipakai.
3.5. Kamar Las
Kamar Ias dibuat dari
bahan tahan.api. Kamar las penting agar orang yang ada disekitarnya tidak
terganggu oleh cahaya las.
Untuk mengeluarkan gas,
sebaiknya kamar las dilengkapi dangan sistim ventilasi: Didalam kamar las
ditempatkan meja Ias. Meja las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah
terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh percikan
terak las dan bunga api.
3.6. Masker Las
Jika tidak memungkinkan
adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka gunakanlah masker las, agar
terhindar dari asap dan debu las yang beracun.
4. ELEKTRODA (filler
atau bahan isi)
4.1. Elektroda
Berselaput
Elektroda berselaput yang dipakai pada Ias busur
listrik mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat Inti. Pelapisan
fluksi pada kawat inti dapat dengah cara destrusi, semprot atau celup. Ukuran
standar diameter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm dengan panjang antara 350
sampai 450 mm. Jenis-jenis selaput fluksi pada elektroda misalnya
selulosa, kalsium karbonat (Ca C03), titanium dioksida (rutil), kaolin, kalium
oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan
sebagainya dengan persentase yang berbeda-beda, untuk tiap jenis elektroda.
Tebal selaput elektroda berkisar antara 70%
sampai 50% dari diameter elektroda tergantung dari jenis selaput. Pada waktu
pengelasan, selaput elektroda ini akan turut mencair dan menghasilkan gas CO2
yang melindungi cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja terhadap
udara luar. Udara luar yang mengandung O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat
mekanik dari logam Ias. Cairan selaput yang disebut terak akan terapung dan
membeku melapisi permukaan las yang masih panas.
4.2. Klasifikasi
Elektroda
Elektroda baja lunak dan
baja paduan rendah untuk las busur listrik manurut klasifikasi AWS (American
Welding Society) dinyatakan dengan tanda E XXXX yang artInya sebagai berikut :
E menyatakan elektroda
busur listrik
XX (dua angka) sesudah E
menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam ribuan Ib/in2 lihat
table.
X (angka ketiga) menyatakan
posisi pangelasan.
angka 1 untuk pengelasan
segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi datar di bawah tangan
X (angka keempat)
menyataken jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai untuk pengelasan
lihat table.
Contoh : E 6013
Artinya:
- Kekuatan tarik minimum den deposit las
adalah 60.000 Ib/in2 atau 42 kg/mm2
- Dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi
- Jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan
pengelasan dengan arus AC atau DC + atau DC -
4.3. Elektroda Baja
Lunak
Dan bermacam-macam jenis
elektroda baja lunak perbedaannya hanyalah pada jenis selaputnya. Sedang kan
kawat intinya sama.
4.3.1. E 6010 dan E 6011
Elektroda ini adalah
jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai untuk pengelesan dengan
penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak yang tipis
dapat dengan mudah dibersihkan. Deposit las biasanya mempunyai sifat sifat
mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk pekerjaan dengan pengujian
Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5% pada waktu pengelasan akan
menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung Kalium untuk mambantu menstabilkan
busur listrik bila dipakai arus AC.
4.3.2. E 6012 dan E 6013
Kedua elektroda ini
termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan penembusan sedang.
Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi kebanyakan jenis
E 6013 sangat baik untuk posisi pengelesan tegak arah ke bawah. Jenis E 6012
umumnya dapat dipakai pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E
6013 yang mengandung lebih benyak Kalium memudahkan pemakaian pada voltage
mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter kecil kebanyakan dipakai untuk
pangelasan pelat tipis.
4.3.3. E 6020
Elektroda jenis ini
dapat menghasilkan penembusan las sedang dan teraknya mudah dilepas dari
lapisan las. Selaput elektroda terutama mengandung oksida besi dan mangan.
Cairan terak yang terlalu cair dan mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan
dengan posisi lain dari pada bawah tangan atau datar pada las sudut.
4.3.4. Elektroda dengan
Selaput Serbuk Besi
Selaput elektroda jenis
E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028 mengandung serbuk besi untuk
meningkatkan efisiensi pengelasan. Umumnya selaput elektroda akan lebih tebal
dengan bertambahnya persentase serbuk besi. Dengan adanya serbuk besi dan
bertambah tebalnya selaput akan memerlukan ampere yang lebih tinggi.
4.3.5. Elektroda
Hydrogen Rendah
Selaput elektroda jenis
ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5 %), sehingga deposit las
juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai untuk pengelasan yang
memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnye untuk pengelasan bejana dan
pipa yang akan mengalami tekanan
Jenis-jenis elektroda
hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018.
4.3.6. Kondisi
Pengelasan
Berikut ini diberikan
daftar kondisi pengelasan untuk elektroda Philips baja lunak dan baja paduan
rendah.
4.3.7. Elektroda Untuk
Besi Tuang
Elektroda yang dipekai
untuk mengelas besi tuang adalah sebagei berikut :
- elektroda baja
- elektroda nikel
- elektrode perunggu
- elektroda besi tuang
Elektroda nikel
Elektroda jenis ini
dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih dikerjakan lagi dengan
mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam sagala posisi pengelasan. Rigi-rigi
las yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan halus bila
dipakai pada pesawat las DC kutub terbalik. Karakteristik elektroda nikel dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Elektroda baja
Elektroda jenis ini bila
dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan deposit las yang kuat sehingga
tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian elektroda ini dipakai bila
hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk mengelas besi tuang dengan elektroda
baja dapat dipakai pesawat las AC atau DC kutub terbalik.
Elektroda perunggu
Hasil las dengan memakai
elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga panjang las dapat ditambah. Kawat
inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi selaput yang menghasilkan
busur stabil.
Elektroda dengan
Hydrogen rendah
Elektroda jenis ini pada
dasarnya dipakai untuk baja yang mengandung karbon kurang dari 1,5%. Tetapi
dapat juga dipakai pada pengelasan besi tuang dengan hasil yang baik. Hasil
lasnya tidak dapat dikerjakan dengan mesin.
4.3.8. Elektroda Untuk
Aluminium.
Aluminium dapat dilas
listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam yang sama. Pemilihan elektroda
aluminium yang sesuai dengan pekerjaan didasarkan pada tabel keterangan dari
pabrik yang membuatnya. Elektroda aluminium AWS-ASTM AI-43 untuk las busur
listrik adalah dengan pasawat las DC kutub terbalik dimana pemakaian arus
dinyatakan dalam tabel berikut
4.2.9. Elektroda untuk
palapis Keras
Tujuan pelapis keras
dari segi kondisi pemakaian yaitu agar alat atau bahan tahan terhadap kikisan,
pukulan dan tahan aus. Untuk tujuan itu maka Elektroda untuk pelapis keras
dapat diklasifikasikan dalam tiga macam Yaitu :
- elektroda tahan kikisan
- elektroda tahan pukulan
- elektroda tahan aus.
Elektroda tahan kikisan.
Elektroda jenis ini
dibuat dari tabung chrom karbida yang diisi dengan serbuk-serbuk karbida.
Elektroda dengan diameter 3,25 mm - 6,5 mm dipakai peda pesawat las AC atau
DC kutub terbalik.
Elektroda ini dapat
dipakai untuk pelapis keras permukaan pada sisi potong yang tipis, peluas
lubang dan beberapa type pisau.
Elektroda tahan pukulan.
Elektroda ini dapat
dipakai pada pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Dipakai untuk pelapis keras
bagian pemecah dan palu.
Elektroda tahan keausan.
Elektroda ini dibuat
dari paduan-paduan non ferro yang mengandung Cobalt, Wolfram dan Chrom.
Biasanya dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang dan dudukan katup
dimana temperatur dan keausan sangat tinggi.
- MEMILIH BESARNYA ARUS LISTRIK
Besarnya arus listrik
untuk pengelasan tergantung pada ukuran diameter dan macam elektroda las.
Pada prakteknya dipilih
empere pertengahan. Sabagai contoh; untuk elektroda. E 6010, ampere minimum
dan maximum adalah 80 amp. sampai 120 amp. Sehingga dalam hal ini ampere
pertengahan 100 amp.
1.2. Cara-cara
Menyalakan Busur
Untuk mamperoleh busur
yang baik di perlukan pangaturan arur (ampere) yang tepat sesuai dengan type
dan ukuran elektroda, Menyalahkan busurd apat dilakukan dengan 2 (dua) cara.
- Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias
AC, menyalakan busur dilakukan dengan menggoreskan elektroda pada benda
kerja lihat Gbr.
- Untuk menyalakan busur pada pesawat Ias DC,
elektroda disentuhkan seperti pada Gbr
Bila elektroda harus
diganti sebelum pangelasan selesai, maka untuk melanjutkan pengelasan, busur
perlu dinyalakan lagi. Menyalakan busur kembali ini dilakukan pada tempat
kurang lebih 26 mm dimuka las berhenti seperti pada gambar. Jika busur berhenti
di B, busur dinyalakan lagi di A dan kembali ke B untuk melanjutkan pengelasan.
Bilamana busur sudah terjadi, elektroda diangkat sedikit dari pekerjaan hingga
jaraknya ± sama dengan diameter elektroda. Untuk elektroda diameter 3,25 mm,
jarak ujung elektroda dengan permukaan bahan dasar ± 3,25 mm.
1.3. Pengaruh panjang
busur pada hasil las. Panjang busur (L) Yang normal adalah kurang lebih sama
dengan diameter (D) kawat inti elektroda.
- Bila panjang busur tepat (L = D), maka
cairan elektroda akan mengalir dan mengendap dengan baik.
Hasilnya :
- rigi-rigi las
yang halus dan baik.
- tembusan las yang
baik
- perpaduan dengan
bahan dasar baik
- percikan teraknya
halus.
- Bila busur terlalu panjang (L > D),
maka timbul bagian-bagian yang berbentuk bola dari cairan elektroda.
Hasilnya :
- rigi-rigi las kasar
- tembusan las dangkal
- percikan teraknya kasar dan keluar dari
jalur las.
- Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya,
bisa terjadi pembekuan ujung elektroda pada pengelasan (lihat gambar 158
c).
Hasilnya :
- rigi las tidak merata
- tembusan las tidak baik
- percikan teraknya kasar dan berbentuk bola.
1.4. Pengaruh Besar
Arus.
Besar arus pada
pengelasan mempengaruhi hasil las. Bila arus terlalu rendah akan menyebabkan
sukarnya penyalaan busur listrik dan busur listrik yang terjadi tidak stabil.
Panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan elektroda dan bahan dasar
sehingga hasilnya merupakan rigi-rigi las yang kecil dan tidak rata serta
penembusan yang kurang dalam.
Sebaliknya bila arus
terlalu besar maka elektroda akan mencair terlalu cepat dan menghasilkan
permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yang dalam.
Besar arus untuk
pengelasan tergantung pada jenis kawat las yang dipakai, posisi pengelasan
serta tebal bahan dasar.
1.5. Gerakan Elektroda.
Gerakan elektroda pada
saat pengelesan ada tiga macam yaitu :
- Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda.
Gerakan ini dilakukan untuk mengatur jarak busur listrik agar tetap.
- Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini
diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang dikehendaki.
Ayunan keatas
menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan kebawah menghasilkan jalur
las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas lebih dangkal daripada ayunan
kehawah.
Ayunan segitiga dipakai
pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk mendapatkan penembusan las yang baik
diantara dua celah pelat.
Beberapa bentuk-bentuk
ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Titik-titik pada ujung ayunan
menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada tempat tersebut untuk memberi
kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah sambungan.
Tembusan las yang
dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan lurus elektroda.
Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga dapat menimbulkan
pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar. Dengan alasan ini maka
penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal bahan dasar.
Alur Spiral
Alur Zig-zag
Alur Segitiga
1.6. Pengaruh Kecepatan
Elektroda Pada Hasil Las.
Kecepatan tangan menarik
atau mendorong elektroda waktu mengelas harus stabil, sehingga menghasilkan
rigi-rigi las yang rata dan halus. Tidak dibolehkan rigi-rigi las yang
berbentuk gergaji
Jika elektroda
digerakkan tarlalu lambat, akan dihasilkan jalur yang kuat dan lebar. Hal ini
dapat pula menimbulkan kerusakan sisi las, terutama bila bahan dasar tipis.
Bila elektroda
digerakkan terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu
pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda monembus bahan
dasar
Bila kecepatan gerakan
elektroda tepat, daerah perpaduan dengan bahan dasar dan tembusan lasnya baik
1.7. Las Catat (Las
Ikat)
Las catat (tack weld)
adalah las kecil (pendek) yang digunakan-untuk semua pakerjaan las permulaan
sebagai pengikat bagian-bagian yang akan dilas, untuk mempertahankan posisi
benda kerja.
Panjang las catat :
- Untuk las catat pada ujung-ujung sambungan
biasanya tiga sampai empat kali tebal pelat dan maximum 35 mm.
- Untuk las catat yang berada diantara ujung
ujung sambungan, biasanya dua sampai tiga kali tebal pelat dan maximum 35
mm.
Jarak normal, las catat
:
- Untuk pelat baja lunak (mild steel) dengan
tebal 3,0 mm, jaraknya adalah 160 mm.
- Jarak ini bertambah 25 mm untuk setiap
pertambahan tebal satu milimeter hingga jarak maximum 800 mm untuk tebal
pelat diatas 33,0 mm.
Bila panjang las kurang
dari dua kali jarak normal diatas, cukup dibuat las catat pada kedua ujungnya.
Pada sambungan las T, jarak las catat dibuat dua kali jarak normal diatas.